Jumat, 13 Juni 2014

Berhenti Berharap

260514
            Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui tentang aku, tapi tak banyak yang mengerti tentang aku. Aku berada pada persimpangan jalan dengan seribu kebimbangan. Mereka datang dan pergi tanpa memahami rasa yang kumiliki. Salah satunya adalah kamu, kamu begitu mudah menerobos pintu hatiku dan mengisinya dengan pesan text yang membuatku kecanduan setiap menitnya. Kamu seperti obat, penawar rasa nyeri yang kuderita. Seperti air minum yang mengobati rasa hausku. Kamu seperti obor ditengah malam gelapku. Kamu juga membuatku lebih mengenal Tuhan, karena kita menyembah dan bedoa pada Tuhan yang sama (Ida Sang Hyang Widi Wasa). Mengingatkanku untuk mandi dan berdoa padaNya. Aku terkesan dengan kehadiranmu.
           Sadarkah kamu bahwa aku menunggu dan selalu menunggu pesan text bbm darimu? Sadarkah kamu bahwa aku selalu berharap itu kamu ketika ponselku berbunyi? Sadarkah kamu bahwa aku selalu berharap suntikan semangat darimu? Ahhh... mungkin kamu tak pernah menyadari itu semua, aku hanya terlalu memakai perasaan. Atau aku sudah terbuai dan terlena oleh permainanmu?
            Awal perkenalan kita memang tak ingin kuberikan kesempatan dan harapan untukmu, tapi kamu  memberikanku banyak pertanyaan yang membuatku ingin membalas pesanmu. Ya, lewat pesan BBM kamu memainkan kata demi kata hingga membuatku terbiasa membalas pesanmu. Mata kita memang belum pernah saling bertatap, tapi lewat kiriman voicenotemu aku seperti mengenalmu akrab. Aku terbuai dalam cerita yang disebut “teman gila-gilaan.”
            Taukah kamu bahwa kamu sudah meluluhkan hatiku, merampas benteng pertahanan yang bernama jatuh hati? Kamu tiba-tiba datang dengan sejuta harapan lalu menghempaskanku dengan cara menghilang sejenak tanpa pesan text dan suara. Aku merindukanmu, merindukan awal perkenalan kita, merindukan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku tak bisa beralih dari ponselku, merindukanmu mengirimkanku alunan musik dengan suara merdumu.
            Aku sadar bahwa kamu sudah memiliki orang lain, kamu memberitahu aku ketika aku ingin lebih dekat denganmu, ketika aku lagi hangat-hangatnya mejalin rasa untukmu. Tapi kenapa kamu dulu tiba-tiba datang, merampas hatiku lalu sekarang pergi? Inikah caramu mempermainkan wanita yang mulai jatuh cinta padamu? Aku masih bertanya dalam kepergianmu. Kenapa kau masih kirimkan aku voicenote atau bahkan foto yang menunjukan aktivitasmu? Lalu saat aku membalasnya, kau diam dan acuhkanku. Tahukah kamu, aku menyimpan semua voicenotemu dan aku memutarnya kembali saat aku merindukanmu?
            Sempat aku berangan-angan ingin memilikimu, karena aku mengetahui bahwa kita berkeyakinan sama. Aku hanya tak ingin mengulangi kegagalan kembali seperti kisahku sebelumnya yang berbeda keyakinan. Tapi mungkin itu hanya sebatas harapan.
            Aku ingin menemuimu ditempat yang dapat kukenang suatu hari nanti. Aku ingin sembahyang bersamamu di Pura,membakar dupa lalu memohon kepada Tuhan agar aku dan kamu dapat bersama. Hey, aku ingin memegang tanganmu lalu memelukmu, ingin melampiaskan segala rindu yang kusimpan sendiri dalam keheninganku. Aku ingin menatap matamu untuk pertama kali dan semoga bukan untuk yang terakhir kali. Aku ingin cerita banyak tentang perasaanku, tentang rasa sayangku, tentang rasa kecewaku ketika menunggumu tak kunjung memberiku kabar dan tentang rasa sakitku ketika kamu dengan ringan menceritakan kisahmu dengan kekasihmu. Aku sakit saat mendengarnya, tapi siapa aku? Bahagiamu adalah bahagiaku juga, walaupun sering sakit melihat fotomu dengan kekasihmu didinding media sosial.
            Tak banyak yang dapat kuharapkan lagi darimu, aku hanya ingin tetap menjadikanmu sebagai orang spesial yang pernah mencuri hatiku, dan membuatku lebih dekat dengan Tuhan. Aku  seperti berhenti berharap bahwa suatu hari nanti aku dapat menceritakan kisah cintaku bersama kekasihku sebelumnya padamu, agar kamu tau bahwa aku juga ingin “bercerita.” Aku menunggumu bertanya padaku “Bagaimana kisahmu? Aku ingin mendengarnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels