Kamis, 26 Maret 2015

Di Pertigaan Jalan

Disini, tepat di persimpangan jalan dengan 2 arah pilihan (kanan dan kiri) disebutnya pertigaan jalan, aku menunggumu dengan penuh kebimbangan. Haruskah aku memutuskan pilihan tanpamu?
Ahh..ini hanya guyonan yang mungkin membuat orang lain terpingkal-pingkal melihat sosok wanita berdiri di tengah jalan dengan raut wajah kebingungan. Aku seperti lelah melihat orang lalu lalang dengan gamblang. Aku ingin hilang sejenak sampai menemukan pilihan kemanakah aku harus pergi. Ingin tertawa bersamamu di tempat lain (bukan disini, di pertigaan jalan).

Aku hanya mengandalkanmu, ya kamu. Orang yang aku anggap jago dalam urusan arah, tapi pelan-pelan kau menyesatkanku.  Aku tak pernah menyesal telah menjadikanmu andalan. Kamu tak hanya jago dalam urusan arah, tapi kamu juga jago membuatku jatuh cinta. Memboyong hatiku yg kedinginan lalu menghangatkanku dengan kata-kata mesra. Perlahan kau perlakukanku seperti layangan, tarik ulur.

Di persimpangan jalan ini, masih kugantungkan harapanku padamu. Berharap akan ada secarik peta yang tak lagi membutakanku. Aku ingin bersamamu, mengarungi jalan tanpa rasa bimbang. Aku ingin meluluhkan keangkuhanmu, membuatmu yakin bahwa akulah satu-satulah wanita yang akan menenangkanmu saat egomu memuncak dan meyakinkanmu bahwa semua akan baik2 saja.
Aku juga ingin kamulah yang jadi sandaranku ketika ragaku rapuh ataupun mengusap air mata kepedihanku.

Harusnya aku punya pilihan ketika mungkin kau tak lagi kembali menemuiku disini. Aku tak ingin kau tersesat sendirian, apakah kau juga berfikir demikian? Apakah kau akan terus membiarkanku menari bersama mendung yang menakutiku? Membiarkanku kembali kedinginan tertiup angin malam di tengah jalan kesunyian?

Di pertigaan jalan ini, aku masih setia menantimu datang tuk menggenggam tanganku lalu berkata "apapun itu, kita akan hadapi berdua."
Sampai nanti kita bertemu gang buntu, kita masih bersama karena aku tak ingin melepaskanmu. Semoga bukan hanya aku yang berjuang, tapi kita. Semoga kita tak seperti daun yang tertiup angin lalu dengan mudah berguguran dari rantingnya. Pegang erat tanganku sampai kita tak lagi menemukan jalan, sampai nanti waktu yang memisahkan kita.

Selasa, 10 Maret 2015

Senja

Aku tak punya alasan mengapa aku menyukaimu.
Memandangmu dari kejauhan membuatku damai.
Aku tak punya alasan mengapa aku menantimu.
Menunggumu dari tempat kuberpijak membuatku tenang.

Senin, 09 Maret 2015

Cinta Sebentar

09032015

Kuceritakan lagi tentangku.
Tentang pohon hijau di terik kota.
Berdaun rindang...
Berpita kasih dalam hempasan angin.
Berdiri kokoh...
Berbalut damai dalam sunyi malam.

Labels