Sabtu, 03 Agustus 2013

Let Me Cry



020813
Saya seorang wanita hebat, itu  menurut orang lain. Orang lain merasa bangga melihat saya yang serba mandiri. Saya seorang wanita 21 tahun mahasiswa semester akhir. Saya tidak hidup sendiri, karena saya punya kakak, tetangga, saya mempunyai teman, pacar dan terutama orang tua. Saya tidak bisa menyebut bahwa saya hidup sendiri. Terlalu egois jika saya tidak mengakui kalau orang2 disekitar saya sangat mempengaruhi hidup saya.
Mereka (teman dan orang sekitar) sering menyebut saya wanita hebat. Ya, mungkin memang itu kelihatannya. Saya tinggal disebuah rumah kontrakan kota seorang diri satu rumah dengan dua kamar tidur,kamar mandi yang bersih, dapur luas, ruang tamu luas, ruang tengah luas dan halaman yang sangat luas. Kanan kiri rumah kontrakan saya adalah rumah kosong tak berpenghuni, karena saya  memang tinggal di perumahan tua tetapi nyaman. Sekitar 100KM jarak yang memisahkan saya dgn orang tua, dan ribuan KM jarak yang memisahkan saya dengan kakak saya. Saya sering melakukan semuanya sendiri. Mereka mengaku kagum terhadap keberanian saya.

Saya beruntung mempunyai orang tua yang demokratis, kakak yang sangat supportive. Mereka mendukung semua akktivitas yang saya sukai selama itu hal yang positif. Mereka selalu mencoba dan berusaha mengerti apa yang ada dan yang saya inginkan. Saya mempunyai teman-teman yang bisa di ajak untuk menggila, saya mempunyai pacar yang membebaskan saya untuk berkreasi dan melakukan apa yang saya sukai tanpa mengekang saya sedikitpun. Dan yang paling oenting, pacar saya setia, saya percaya itu. Saya juga bangga pada kakak saya yang jauh dari Bali datang ke Malang hanya untuk melihat saya dance perform. Saya hampir menangis di atas panggung.
Banyak orang yang iri dengan kondisi saya saat ini atau bahkan selama ini yang saya punya. Banyak dari mereka tak punya kesempatan untuk main atau sekedar bersenang2 sampai tengah malam karena orang tua yang kolot, atau bahkan tidak bisa bergaul dengan teman berbeda jenis kelamin karena pacar yang over protective. Semua itu tidak terjadi pada saya.
Sudah lebih dari 9tahun saya tidak tinggal bersama orang tua saya. Dan lebih dari 2 tahun tidak tinggal bersama kakak saya. Ya, saya tinggal sendiri. Mayoritas aktivitas saya lakukan sendiri. Saya tidur, masak, bersih2 rumah, sembahyang, berangkat ke pura, bayar listrik+air, pergi untuk latian dance/ perform dance sendiri.  Saya melakukannya dengan senang hati, walaupun kadang harus menangis sendiri. Saya sadar bahwa saya seorang wanita, pulang jam11 malam mengendarai motor seorang diri dan dengan berani. Mereka sering berkata “hebat”’.
Semua yang saya lakukan selalu dengan hati, Karena saya sayang mereka (orangtua dan kakak). Mereka mempercayai saya untuk melakukannya sendiri dan saya yakin mereka pasti ada rasa kawatir yang tersembunyi. Sedikitpun saya tidak pernah terfikir untuk mengecewakan orangtua bahkan kakak tercinta saya. Saya selalu berharap akan membanggakan mereka suatu hari nanti dengan segala prestasi yang saya dapat. Tuhan tau bahwa saya sayang dan akan selalu sayang orangtua dan kakak saya.
Orang2 tidak perlu iri kepada saya, karena semua kehidupan pasti berbeda. Mereka iri karena saya mempunyai orangtua yang demokratis atau kakak yang sangat dekat pada saya atau pacar yang membebaskan saya untuk berkreasi dan bergaul dengan siapapun, mereka harus bangga mempunyai orangtua dan kakak yang sayang dan kawatir terhadap semuanya yg mereka lakukan, atau tentang pacar?? Kalau memang pacar tidak bisa memberi kebahagiaan, dia tidak patut untuk dipertahankan. Cari orang yang bisa membuatmu tersenyum saat kondisimu buruk dan mengingatkanmu saat kamu lupa diri.
Saya bukanlah satu-satunya wanita hebat yang patut untuk dibanggakan. Saya tidak pantas membuat iri mereka. Karena saya hanyalah manusia yang menjalani kehidupan demi orang2 yang saya sayangi dan selebihnya untuk saya pribadi. Saya sama seperti mereka yang punya hati. Saya juga rindu ingin berkumpul bersama orangtua dan kakak saya. Demi Tuhan, saya sayang orangtua dan kakak saya. Kadang saya juga jenuh dengan segala aktivitas yang harus sendiri. Saya memang bahagia bersama pacar saya yang sangat demokratis seperti orangtua saya, tapi dalam hati yang paling dalam saya takut kehilangan dia karena perbedaan keyakinan antara saya dan dia. Itu hal berat  untuk dipecahkan. Saya bukanlah satu-satunya orang yang punya teman untuk menggila, karena saya juga sering kehilangan orang2 yang saya sayangi. Mereka meninggalkan saya ketika mereka mendapatkan kebahagiaan yang tidak ia dapatkan dari saya, sekuat saya mempertahankan mereka pada akhirnya saya kehilangan. Saya bukan orang yang selalu mulus dalam menjalankan sesuatu, tapi saya juga sering lelah dan sering dikalahkan oleh rasa malas.  Sebenarnya hanyalah “proses” yang mengajarkan saya untuk bersyukur dan bersyukur. Saya bersyukur mempunyai sgala yang saya miliki. Saya bersyukur dalam stiap kegagalan yang kadang menghampiri saya lalu membuat saya bangkit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBDza0Y1Kx9i4ijnm14gQvRDyd1V4jiMjOJQ0POkAEAB7WpHDTcxRO5yMibQ-TuFRVc-VokpBRsIgY0jH2maSoo7zEKT2UPvWz6FLdR0eeErIJ91W114GtT119o8OUfTobUgbxlAfuUV5d/s1600/anime_cry_girl.jpgLalu, biarkan saya menangis untuk melepas segala penat yang ada dan berharap muncul kesegaran yang membuatku bangkit dari kebosanan. Biarkan saya menangis dalam keheningan malam yang membuatku tenang. Biarkan saya menangis untuk memecahkan emosi yang ada. Biarkan saya menangis untuk mengungkapkan apa yang kurasa. Saya berhak atas itu, karena saya adalah wanita. 
by: Dike Nugroho





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels