020813
Saya seorang
wanita hebat, itu menurut orang lain.
Orang lain merasa bangga melihat saya yang serba mandiri. Saya seorang wanita
21 tahun mahasiswa semester akhir. Saya tidak hidup sendiri, karena saya punya
kakak, tetangga, saya mempunyai teman, pacar dan terutama orang tua. Saya tidak
bisa menyebut bahwa saya hidup sendiri. Terlalu egois jika saya tidak mengakui
kalau orang2 disekitar saya sangat mempengaruhi hidup saya.
Mereka (teman
dan orang sekitar) sering menyebut saya wanita hebat. Ya, mungkin memang itu
kelihatannya. Saya tinggal disebuah rumah kontrakan kota seorang diri satu
rumah dengan dua kamar tidur,kamar mandi yang bersih, dapur luas, ruang tamu
luas, ruang tengah luas dan halaman yang sangat luas. Kanan kiri rumah
kontrakan saya adalah rumah kosong tak berpenghuni, karena saya memang tinggal di perumahan tua tetapi
nyaman. Sekitar 100KM jarak yang memisahkan saya dgn orang tua, dan ribuan KM
jarak yang memisahkan saya dengan kakak saya. Saya sering melakukan semuanya
sendiri. Mereka mengaku kagum terhadap keberanian saya.
Saya beruntung
mempunyai orang tua yang demokratis, kakak yang sangat supportive. Mereka
mendukung semua akktivitas yang saya sukai selama itu hal yang positif. Mereka
selalu mencoba dan berusaha mengerti apa yang ada dan yang saya inginkan. Saya
mempunyai teman-teman yang bisa di ajak untuk menggila, saya mempunyai pacar
yang membebaskan saya untuk berkreasi dan melakukan apa yang saya sukai tanpa
mengekang saya sedikitpun. Dan yang paling oenting, pacar saya setia, saya
percaya itu. Saya juga bangga pada kakak saya yang jauh dari Bali datang ke
Malang hanya untuk melihat saya dance perform. Saya hampir menangis di atas
panggung.
Banyak orang
yang iri dengan kondisi saya saat ini atau bahkan selama ini yang saya punya.
Banyak dari mereka tak punya kesempatan untuk main atau sekedar bersenang2
sampai tengah malam karena orang tua yang kolot, atau bahkan tidak bisa bergaul
dengan teman berbeda jenis kelamin karena pacar yang over protective. Semua itu
tidak terjadi pada saya.
Sudah lebih dari
9tahun saya tidak tinggal bersama orang tua saya. Dan lebih dari 2 tahun tidak
tinggal bersama kakak saya. Ya, saya tinggal sendiri. Mayoritas aktivitas saya
lakukan sendiri. Saya tidur, masak, bersih2 rumah, sembahyang, berangkat ke
pura, bayar listrik+air, pergi untuk latian dance/ perform dance sendiri. Saya melakukannya dengan senang hati,
walaupun kadang harus menangis sendiri. Saya sadar bahwa saya seorang wanita,
pulang jam11 malam mengendarai motor seorang diri dan dengan berani. Mereka
sering berkata “hebat”’.
Semua yang saya
lakukan selalu dengan hati, Karena saya sayang mereka (orangtua dan kakak).
Mereka mempercayai saya untuk melakukannya sendiri dan saya yakin mereka pasti
ada rasa kawatir yang tersembunyi. Sedikitpun saya tidak pernah terfikir untuk
mengecewakan orangtua bahkan kakak tercinta saya. Saya selalu berharap akan
membanggakan mereka suatu hari nanti dengan segala prestasi yang saya dapat.
Tuhan tau bahwa saya sayang dan akan selalu sayang orangtua dan kakak saya.
Orang2 tidak
perlu iri kepada saya, karena semua kehidupan pasti berbeda. Mereka iri karena
saya mempunyai orangtua yang demokratis atau kakak yang sangat dekat pada saya
atau pacar yang membebaskan saya untuk berkreasi dan bergaul dengan siapapun,
mereka harus bangga mempunyai orangtua dan kakak yang sayang dan kawatir
terhadap semuanya yg mereka lakukan, atau tentang pacar?? Kalau memang pacar
tidak bisa memberi kebahagiaan, dia tidak patut untuk dipertahankan. Cari orang
yang bisa membuatmu tersenyum saat kondisimu buruk dan mengingatkanmu saat kamu
lupa diri.
Saya bukanlah
satu-satunya wanita hebat yang patut untuk dibanggakan. Saya tidak pantas
membuat iri mereka. Karena saya hanyalah manusia yang menjalani kehidupan demi
orang2 yang saya sayangi dan selebihnya untuk saya pribadi. Saya sama seperti
mereka yang punya hati. Saya juga rindu ingin berkumpul bersama orangtua dan
kakak saya. Demi Tuhan, saya sayang orangtua dan kakak saya. Kadang saya juga
jenuh dengan segala aktivitas yang harus sendiri. Saya memang bahagia bersama
pacar saya yang sangat demokratis seperti orangtua saya, tapi dalam hati yang
paling dalam saya takut kehilangan dia karena perbedaan keyakinan antara saya
dan dia. Itu hal berat untuk dipecahkan.
Saya bukanlah satu-satunya orang yang punya teman untuk menggila, karena saya
juga sering kehilangan orang2 yang saya sayangi. Mereka meninggalkan saya
ketika mereka mendapatkan kebahagiaan yang tidak ia dapatkan dari saya, sekuat
saya mempertahankan mereka pada akhirnya saya kehilangan. Saya bukan orang yang
selalu mulus dalam menjalankan sesuatu, tapi saya juga sering lelah dan sering
dikalahkan oleh rasa malas. Sebenarnya
hanyalah “proses” yang mengajarkan saya untuk bersyukur dan bersyukur. Saya
bersyukur mempunyai sgala yang saya miliki. Saya bersyukur dalam stiap
kegagalan yang kadang menghampiri saya lalu membuat saya bangkit.
Lalu, biarkan
saya menangis untuk melepas segala penat yang ada dan berharap muncul kesegaran
yang membuatku bangkit dari kebosanan. Biarkan saya menangis dalam keheningan
malam yang membuatku tenang. Biarkan saya menangis untuk memecahkan emosi yang
ada. Biarkan saya menangis untuk mengungkapkan apa yang kurasa. Saya berhak
atas itu, karena saya adalah wanita.
by: Dike Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar