Rabu, 15 April 2015

Tanpa Titik Koma

Hei Kamu,
Wanita dalam belaian abu,
Yang tak terjamah,
Yang tak terengkuh,
Yang tak ternilai dengan segala indahmu
Seberkas bayangmu masih tersisa di jemariku
Menari-nari, meraba-raba tiap sudut nadiku
Angkuh cintamu melekat erat dalam kering rongga hatiku
Melumat pagi yang datang, basah
Menjinakkan kenistaan semesta yang parau
Dan kamu, dengan warnamu, menggores tinta luka
Ku terjerembab dalam lembah gelap menghantui
Mengejar bayangmu yang memilih bisu, acuh
Namun terang cintamu menuntunku kembali ke pelukan
Rasamu menghujam ulu jantungku,
dan hangat nafasmu membakar segala ragu, luntur beriringan
Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku iyakan
Hei Kamu,
Aku menunggumu, bersama memeluk rindu
Di sini, dimana hampa menjadi teman baik ku,
Beratap inginku menyusup ragamu
Dan jika mencintaimu adalah pesakitan terindahku,
Ijinkan Aku mencintaimu tanpa titik koma.
--JH
13-04-2015, 09:44 PM
Note: Puisi dari seorang sastrawan yang saya sudah minta ijin posting disini.
Kata2 paling menyentuh "Ijinkan aku mencintaimu tanpa titik koma".
Maturnuwun Mas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels